Skip to main content

Posts

Showing posts from 2018

Tentang Dia

 Iringi aku sayang Aku pergi untukmu Merangkai mimpi lewati waktu Semua itu jalan kita Akan ku jaga, kubina slamanya Rasa didalam hati, walau diriku jauh Kuingin kau menunggu, sampai kudatang padamu (Seandainya - Sheila On 7) *** Aku selalu bertanya-tanya, apakah kau sudah lelah untuk merindukanku? Mendengar suaraku saat malam tiba? Berkisah tentang hal apapun kepadaku?  Apakah kau sudah lelah, sayang? Saat kau bersamanya, apakah kau memanggilnya seperti kau memanggilku saat bersamaku? Aku ingin bertanya, apakah sama rasanya, sayang? Kau bilang itu caramu agar tak bosan terhadapku. Katamu juga, semua itu tak berarti apa-apa buatmu. Tapi apakah kau tahu, itu selalu membunuhku perlahan-lahan di setiap waktu? Katamu kau sayang kepadaku. Katamu kau takut kehilanganku. Pun katamu aku yang terbaik untukmu. Tapi kenapa kau masih mencari yang baik dari yang terbaik, sayang? Bukankah kau tau jika aku selalu menunggumu disini? Aku selalu menata hatiku disini. Aku se...

Kisah Dibalik Langit Merah

Bisakah kau hidup tanpa teduhnya wanita, yang di setiap sujudnya terbisik namamu. Dia cerminan sisi terbaikmu, lindungi hatinya. Sekalipun di dalam amarah. *** Tak terasa sudah dua jam lebih aku duduk berdua dengan  wanita ini. Seorang wanita kuat yang ku kenal sebelumnya. Tak tahu kapan terakhir kali ia menyesap kopinya, hingga kembali ia berkutat dengan buku dan penanya. Kulihat ada nama lelaki itu disana. Ia menuliskannya. Ingin rasanya aku bertanya dan memastikan keadaannya baik-baik saja. Tetapi bukankah itu sebuah tindakan bodoh yang akan membuat keruh suasana? Bukankah aku sudah tahu jawabannya bahwa ia tidak baik-baik saja? Dasar lelaki bodoh. "Ra..." aku memanggilnya. Ia melihatku. Sejurus kemudian ia melihat ke arah jendela, mencoba untuk mengabaikan keberadaanku. Langit semakin memerah di luar sana. Begitulah yang kurasakan ketika ia melihat keluar jendela. Tetapi sang langit tak kunjung menunjukkan pengaruh besar kepadanya. Pun bag...

Kepadamu, terima kasih.

Malam itu aku mengadu kepadamu tentang perasaan yang belakangan ini ada. Dia menghampiriku dengan tiba-tiba saat kau tak bercerita tentangnya. Kemarin malam kusinggung tentangnya, begitu juga dengan hari-hari sebelumnya.  Tapi, pedulikah kau dengan apa yang ku rasa? Tidakkah kau sadar bahwa kenyamanan adalah hal utama? Tapi lihatlah. Kau lari dengan mudahnya tanpa menggubris apa yang sudah ku rasa. Kau terlena dengan anganmu jua hingga ku harus menyimpan asa. Haruskah aku membalas agar kau juga merasakannya? Atau... Kubiarkan saja karma yang bekerja? Ah, bahkan sedikitpun aku tak pernah berniat untuk membalasnya. Sudahlah. Mungkin ini sudah akhirnya. Tingkahmu sudah membuatku lelah. Tapi takkan kubiarkan kau membuatku mati perlahan-lahan karenanya. Ku biarkan semua berjalan dengan semestinya karena ku percaya kau pasti akan berubah. Kepadamu, terima kasih telah membantuku lebih sabar dan bersikap dewasa. Aku menghargainya. Jogja, 09 Maret, hampir tengah malam. ...