Skip to main content

Posts

Showing posts with the label über mij

Sebuah Rasa dalam Secangkir Cokelat Panas

          Aku tak tahu persisnya sejak kapan rasa ini mulai muncul. Manis dan pahit layaknya secangkir cokelat panas yang kau berikan saat pertama kali kita bertemu; rasa manis yang selalu saja berhasil membuatku tersenyum, pun rasa pahit yang terkadang berhasil membuatku melamun.            H ari itu, sambil menyesap secangkir cokelat panas yang kau berikan kepadaku, kita saling memandang dan tersenyum. Aku ingat betul, kau hadir di saat langit diselimuti oleh awan yang membuatku berpikir bahwa kau akan sama teduhnya dengan langit waktu itu. Hal-hal kecil yang kau berikan, selalu saja berhasil membuatku semakin yakin atas sikapmu. Namun nyatanya aku salah, hal-hal kecil itu adalah caramu untuk mengkhianatiku.           Aku merasa bodoh. Rasanya ingin marah, tapi aku tak mampu. Aku tak mampu untuk bertemu denganmu lagi. Aku takut. Takut akan kebohonganmu lagi.          ...

Perpisahan yang Disengaja

(Pict. by Abdurrahman Ar Rifqi) I dive in your eyes Past your desires Just you and I Painting on a dark sky I dive in your eyes Past your desires Just you and I Painting in the dark sky   (Skin to skin - Monica Karina ft. Dipha Barus) *** Sudah tak terhitung berapa kali lagu yang dibawakan oleh Monica Karina itu aku putar. Entahlah, yang ku tahu setiap aku memutarnya, lagu itu selalu saja berhasil mengingatkanku denganmu—dengan semua kenangan kita di kota itu, di tempat kita bertemu dan berbagi kisah. Aku ingat sekali di hari aku kembali ke kotaku, di tengah riuhnya suasana bandara kala itu, aku memelukmu. Aku hanya ingin menikmati detik demi detik waktu berjalan maju tanpa ada kata yang terucap, mendengarkan detak jantungmu yang terus berbicara bahkan lebih banyak dari bibir yang berucap walau hati ini diam-diam penuh harap. Rasanya baru kemarin kau mengajakku berkeliling kota Jogja dengan motor yang selalu kau beri cap ‘ racing ’ itu. Namun, nyatanya kini kita harus ber...

Sebuah Surat

I know we've been over this, it's nothing new You're still gonna be leaving me here It's easier hating you than missing you But I don't wanna be feelin' this way But keepin' you close shouldn't be hard If you were honest when you said you missed me You've played with my pride Making me feel like we had something real (Shouldn't Be - Luke Chiang) *** Lewat surat ini, aku ingin bercerita tentang bagaimana perasaanku padamu. Sejak Desember silam, rasa-rasanya tak pernah sekalipun aku mengabaikanmu. Kamu datang untuk bercerita, aku siap untuk mendengarkan. Kamu datang untuk berkeluh kesah, aku siap untuk menenangkan. Namun, nyatanya semua itu sia-sia setelah aku berulang kali mendengar kabar tentang kisahmu dengan pria lain. Hatiku hancur lebur menjadi satu, perasaanku terombang-ambing tak menentu. Aku terlalu menerka-nerka perasaanmu padahal aku tahu ada orang lain yang kamu pikirkan saat itu. Aku pernah berlari...

Dari aku, yang mengagumimu.

Tak terasa sudah setahun lamanya sejak kita bertemu untuk pertama kali. Kala itu kau tersenyum, begitu pula denganku. Sejak saat itu, aku langsung mengagumimu dalam diam. Namun, pelan-pelan kutepis perasaan itu agar tak berlanjut lebih dalam. Tapi, apa kau tahu? Tanpa aku sadari, ternyata ada sesuatu yang tumbuh diam-diam. Tanpa aku sadari, ternyata ada harapan yang aku genggam erat kepadamu begitu dalam. Tanpa aku sadari, aku telah jatuh cinta. Bagiku, menyayangimu begitu mudah hingga aku tak sadar kapan aku memulainya, yang aku tahu hanyalah jatungku berdebar kencang saat aku sedang bersamamu. Aku bahkan sangat yakin dengan perasaan ini. Hanya saja, aku tak tahu bagaimana caranya untuk menunjukkannya kepadamu. Aku takut dengan pikiranku sendiri. Aku takut saat kau mengatakan “ tidak ” saat aku menanyakan kepastiannya. Ekspektasi telah membawaku terlalu jauh hingga aku sudah kalah sebelum memulainya. Tapi, bagaimana bisa menyayangimu begitu mudah? Bagaimana bi...

Perihal Kehilangan

Sementara, teduhlah hatiku Tidak lagi jauh Belum saatnya kau jatuh Percayalah hati Lebih dari ini pernah kita lalui Takkan lagi kita mesti jauh melangkah Nikmatilah lara Untuk sementara saja Untuk sementara saja *** Pukul dua dini hari. Aku masih saja aktif berselancar di sosial media dan entah kenapa tiba-tiba otak menyuruhku untuk melihat story mu. Tak aku gubris, namun pikiran itu terus saja terngiang-ngiang di kepalaku. Lantas langsung aku buka profilmu, terlihat lingkaran berwarna khas instagram disana. Aku klik dan kulihat sebuah foto dua pasang kaki sedang berdiri di sebuah eskalator.  Aku mengernyitkan dahi, ‘ siapa lagi sekarang?’. Hingga suatu ketika, tepat dua hari yang lalu kau mengirimkan pesan singkat kepadaku. Awalnya tak ingin kubuka, tapi lagi-lagi otakku tak bisa menahannya. 'Nggak dendam?' Dua kata itu muncul secara tegas disana. 'Buat apa aku dendam?' Aku ketik dan langsung ku kirim kepadamu. ...

Fatamorgana

Sunday night after a rainy day I delete all your pictures I walked away from you Nights are the hardest But I'll be okay If we are meant to be Yeah we'll find our way But now let it be Cause you know what they say If you love somebody Gotta set them free I love you but I'm letting go I love you but I'm letting go *** “Kemarin aku liat kamu jalan sama dia.” “Maaf.” “Kenapa minta maaf? Kamu ga salah, aku juga. Keadaan yang salah.” “Tapi tetap aja aku ngerasa engga enak sama kamu.” “Engga. Aku gapapa.” Aku diam. Kau juga. Namun tak berapa lama kau kembali angkat bicara, melepas keheningan di antara kita berdua. “Benar kata Pamungkas, I love you but i’m letting go. ” Aku masih diam, tapi kali ini mataku yang berbicara seolah sudah tak kuat lagi untuk menahan segalanya. Akhirnya pertahananku tumpah, aku menangis. Kau memelukku. “it’s okay.” katamu. Berusaha ...

Tentang Dia

 Iringi aku sayang Aku pergi untukmu Merangkai mimpi lewati waktu Semua itu jalan kita Akan ku jaga, kubina slamanya Rasa didalam hati, walau diriku jauh Kuingin kau menunggu, sampai kudatang padamu (Seandainya - Sheila On 7) *** Aku selalu bertanya-tanya, apakah kau sudah lelah untuk merindukanku? Mendengar suaraku saat malam tiba? Berkisah tentang hal apapun kepadaku?  Apakah kau sudah lelah, sayang? Saat kau bersamanya, apakah kau memanggilnya seperti kau memanggilku saat bersamaku? Aku ingin bertanya, apakah sama rasanya, sayang? Kau bilang itu caramu agar tak bosan terhadapku. Katamu juga, semua itu tak berarti apa-apa buatmu. Tapi apakah kau tahu, itu selalu membunuhku perlahan-lahan di setiap waktu? Katamu kau sayang kepadaku. Katamu kau takut kehilanganku. Pun katamu aku yang terbaik untukmu. Tapi kenapa kau masih mencari yang baik dari yang terbaik, sayang? Bukankah kau tau jika aku selalu menunggumu disini? Aku selalu menata hatiku disini. Aku se...

Kisah Dibalik Langit Merah

Bisakah kau hidup tanpa teduhnya wanita, yang di setiap sujudnya terbisik namamu. Dia cerminan sisi terbaikmu, lindungi hatinya. Sekalipun di dalam amarah. *** Tak terasa sudah dua jam lebih aku duduk berdua dengan  wanita ini. Seorang wanita kuat yang ku kenal sebelumnya. Tak tahu kapan terakhir kali ia menyesap kopinya, hingga kembali ia berkutat dengan buku dan penanya. Kulihat ada nama lelaki itu disana. Ia menuliskannya. Ingin rasanya aku bertanya dan memastikan keadaannya baik-baik saja. Tetapi bukankah itu sebuah tindakan bodoh yang akan membuat keruh suasana? Bukankah aku sudah tahu jawabannya bahwa ia tidak baik-baik saja? Dasar lelaki bodoh. "Ra..." aku memanggilnya. Ia melihatku. Sejurus kemudian ia melihat ke arah jendela, mencoba untuk mengabaikan keberadaanku. Langit semakin memerah di luar sana. Begitulah yang kurasakan ketika ia melihat keluar jendela. Tetapi sang langit tak kunjung menunjukkan pengaruh besar kepadanya. Pun bag...

Kepadamu, terima kasih.

Malam itu aku mengadu kepadamu tentang perasaan yang belakangan ini ada. Dia menghampiriku dengan tiba-tiba saat kau tak bercerita tentangnya. Kemarin malam kusinggung tentangnya, begitu juga dengan hari-hari sebelumnya.  Tapi, pedulikah kau dengan apa yang ku rasa? Tidakkah kau sadar bahwa kenyamanan adalah hal utama? Tapi lihatlah. Kau lari dengan mudahnya tanpa menggubris apa yang sudah ku rasa. Kau terlena dengan anganmu jua hingga ku harus menyimpan asa. Haruskah aku membalas agar kau juga merasakannya? Atau... Kubiarkan saja karma yang bekerja? Ah, bahkan sedikitpun aku tak pernah berniat untuk membalasnya. Sudahlah. Mungkin ini sudah akhirnya. Tingkahmu sudah membuatku lelah. Tapi takkan kubiarkan kau membuatku mati perlahan-lahan karenanya. Ku biarkan semua berjalan dengan semestinya karena ku percaya kau pasti akan berubah. Kepadamu, terima kasih telah membantuku lebih sabar dan bersikap dewasa. Aku menghargainya. Jogja, 09 Maret, hampir tengah malam. ...

Ilya. I love you, always.

Saat ini aku duduk di beranda rumah-ditemani secangkir cokelat hangat sambil mencium bau khas tanah yang diperawani oleh hujan-sedang membaca buku yang kau berikan kepadaku. Saat itu kau sedang menggebu-gebu menceritakan kisahnya hingga kau memaksaku untuk tenggelam didalamnya, “Aku rasa kamu harus membaca buku ini deh, yang.” katamu sambil menyodorkan sebuah buku yang tak tahu sejak kapan kau menyukai hal semacam itu. Konspirasi Alam Semesta tertulis dengan jelas menghiasi covernya. Entah berapa kali telponku bergetar, menandakan banyaknya notifikasi yang masuk. Namun, aku terlalu menikmati kisah yang ditorehkan sang penulis sehingga kabar darimu pun kuhiraukan untuk sejenak. Aku yang terlalu suka akan buku cerita, tak bisa menolak jika seseorang memberiku hal semacam ini. Maka tak ayal jika lemari buku yang berdiri kokoh di kamarku berisi tentang deretan judul cerita yang acapkali membuatku lupa akan dunia, padahal seharusnya buku yang penuh dengan rumuslah yang harus berdi...

Dicintai dengan Sederhana

Hari ini aku mengajak seorang teman lamaku untuk challenge tulisan lagi. Namanya Juang. Sama seperti yang lalu, masing-masing dari kami memberikan tiga kata yang tediri dari kata benda, kata kerja, dan kata sifat. Aku memberikan " foto, mengadopsi, dan ganas" . Sedangkan dia memberiku " es krim, menikam, dan lembut" . Dan beginilah hasilnya: DICINTAI DENGAN SEDERHANA Pernahkah kalian dicintai secara sederhana? Ketika dia membelikan es krim dan dinikmati bersama-sama di ujung sawah sambil menunggu datangnya senja tiba. Pernahkah kalian dicintai secara sederhana? Ketika dia menyapa lembut dan melihat matamu dengan mesra. Pernahkah kalian dicintai secara sederhana? Ketika dia memberikan jaketnya untuk kau kenakan saat hujan tiba dan harus menahan dingin yang menyentuh kulitnya. Pernahkah kalian dicintai secara sederhana? Ketika dia memberikan kulit ayam goreng kesukaannya secara sukarela. Baru kali ini aku merasa dicintai oleh seseorang de...

Lebih dari Sekedar Patah Hati

Apakah kau tahu apa yang lebih sakit dari patah hati? Ketika kau tak tahu dengan apa yang terjadi pada dirimu. Ketika orangtuamu merasa sakit akibat ulahmu. Ketika kau berusaha merubah diri tapi tak bisa. Terasa seperti ada yang mencegah. Apakah kau tahu apa yang lebih sakit dari patah hati? Ketika kau harus berteriak tapi tak tahu mengapa. Ketika kau harus marah tapi tak tahu mengapa. Ketika kau harus menahan pahitnya kesunyian. Ketika kau harus melawan akan hadirnya sebuah harapan. Ini bukan hanya sekedar patah hati. Ini lebih dari patah hati.

TAK INGIN MERASAKAN UNTUK YANG KEDUA KALINYA

                 Suatu ketika, saat seorang teman lama mengirimkan pesan dari sosial media untuk lomba membuat sebuah tulisan. Namanya Juang. Berhubung aku juga tidak sibuk saat itu, aku mengiyakan tantangannya. Itu juga kulakukan demi meningkatkan kualitas menulis yang kerap aku kerjakan. Btw, ini bukan hanya sekedar lomba yang langsung nulis dengan tema bebas seperti yang kalian fikirkan, tapi kami mempunyai peraturan tersendiri. Jadi peraturannya begini, aku memberikan 3 kata ke dia yang terdiri dari kata kerja, kata sifat, dan kata benda yang harus diletakkan di dalam tulisannya dan begitu juga sebaliknya. Nah, pada kesempatan kali ini, si Juang ngasih tema ke aku itu ‘Bunuh, Kurus, dan Laptop’. Dan beginilah hasilnya: TAK INGIN MERASAKAN UNTUK YANG KEDUA KALINYA                 “Kiki, mau jadi pacar aku nggak?” Aku termangu dalam sebuah pertanyaan yan...

KHUSUS UNTUK PARA NEXT STANers

             www.stan.web.id          Sedih juga sih kalau dengar orang-orang pada nanya, “STAN apa kabar Sin?”, “Gimana ujian STANnya? Lulus?”, “Udah ujian STAN Sin?”, “Udah foto di depan air pancur STAN Sin? Gimana rasanya?” Dalam hati itu rasanya nyesss gimana gitu. Rada miris dengarnya. Tapi walaupun begitu, kita harus tetap optimis kan bukan malah sebaliknya? Nggak seharusnya kita itu langsung malas, diam ditempat, nggak melakukan apapun yang berbau TSAN, apalagi langsung masuk kamar trus minum obat nyamuk. Yah, meskipun STAN belum buka, terus aja untuk menjadi yang lebih baik. Maksudnya, kita itu terus berusaha, nggak patah semangat. Kalaupun STAN nggak buka tahun ini, jangan takut untuk mencobanya di tahun depan, jangan takut kalau saingan itu makin banyak, jangan langsung bersedih. Limadza? Why? Kenapa? Karena Allah memberikan sesuatu kepada kita itu tergantung prosesnya. Ada ribuan banyaknya orang yang ingin masu...

Perubahan Yang Terlalu Mainstream

www.thewallpapers.org   Semua orang itu gak sama. kalau udah gak sama, pasti selalu berbeda. ada yang cantik ada yang jelek. ada yang hitam ada yang putih. ada yang rajin ada yang malas. ada yang taken ada yang jomblo. itu semua tergantung sama orangnya juga. Menurut pengalaman gue, gue selalu apes dalam setiap hal. Tapi, kali ini enggak tahu ada angin topan, atau badai apa, gue merasakan yang namanya suatu ‘ke-a-ja-i-ban!’ iya, keajaiban! Example aja, aku dan laptopku. Iya, maksudnya, gue sekarang mau nyeritain tentang laptop gue. atau lebih tepatnya-laptop kesayangan.  Banyak orang yang punya hobi selalu mengagung-agungkan benda kesayangannya, ups, maksudnya, dia sayang banget dengan barang kesayangannya [yaiyalah! namanya juga barang kesayangan, ya sayang bangetlah.] Nah, jadi, buat anda yang sayang banget dengan barang kesayangannya, gue anjurkan untuk membuat label pada barang anda tersebut. Ups, tapi yang ‘itu’ enggak usah gitu juga dong! *terserah mau mikir...