Saat ini aku duduk di beranda rumah-ditemani secangkir cokelat hangat sambil mencium bau khas tanah yang diperawani oleh hujan-sedang membaca buku yang kau berikan kepadaku. Saat itu kau sedang menggebu-gebu menceritakan kisahnya hingga kau memaksaku untuk tenggelam didalamnya, “Aku rasa kamu harus membaca buku ini deh, yang.” katamu sambil menyodorkan sebuah buku yang tak tahu sejak kapan kau menyukai hal semacam itu. Konspirasi Alam Semesta tertulis dengan jelas menghiasi covernya. Entah berapa kali telponku bergetar, menandakan banyaknya notifikasi yang masuk. Namun, aku terlalu menikmati kisah yang ditorehkan sang penulis sehingga kabar darimu pun kuhiraukan untuk sejenak. Aku yang terlalu suka akan buku cerita, tak bisa menolak jika seseorang memberiku hal semacam ini. Maka tak ayal jika lemari buku yang berdiri kokoh di kamarku berisi tentang deretan judul cerita yang acapkali membuatku lupa akan dunia, padahal seharusnya buku yang penuh dengan rumuslah yang harus berdi...