Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2017

[Cerbung] Semua Serba Salah

Malam ini tak seperti biasanya, Rina malas untuk belajar ataupun sekedar mengulang materi yang telah diajarkan di kampusnya. Hal ini membuat Rina untuk beralih mengerjakan sesuatu yang lain, sesuatu yang sangat disukainya selain melihat drama korea. Saat itu Rina sedang asyik dengan game puzzle di handphone nya, tak lama hpnya berbunyi menandakan ada telepon masuk. Dari Raka. Seperti biasa, setiap malam mereka bertelepon. Berbagi kisah tentang apa yang sudah mereka jalani, tentang atasan yang ribet, tentang teman-teman Rina yang bawel, tentang pekerjaan Raka, tentang kuliah Rina, bahkan tentang keluarga mereka. *** “Halo sayang... Lagi apa nih? Ngegame lagi ya?” Raka tahu betul apa yang disuka oleh wanitanya, bermain game salah satunya. “Iya dong, biar gue ga bosen nungguin lo. Lo gitu sih, ribet. Mandi lebih lama dari gue, milih baju lebih ribet dari gue, makan harus ada sambel. Woi cabe mahal woi!” “Hahaha, bisa diganti pake merica kok sayang.” “Pedes meric...

Kadar Cinta Yang Berlebihan

Semua orang pasti mengetahui apa itu cinta. Tapi hanya sedikit yang bisa mempertahankannya. Banyak cara untuk memeliharanya. Beda orang, beda cerita. Akan tetapi, jangan sampai mengagungkannya. Jika tak mau menyesal di kemudian masa. Ini bukan hanya tentang cinta. Tetapi juga tentang rasa. Tingkat kenyamanan itu berbeda. Dan jangan dilupakan begitu saja. Posesif bukanlah hal yang biasa. Tapi ini luar biasa. Jangan hanya karena kekasihmu jalan dengan teman sebaya, kau lupa akan emosi semata. Tak jarang ketika melakukan kesalahan kecil saja, kau sudah melakukan kontak fisik dengannya. Ingat, posesif bukanlah hal biasa. Sering kali kita menganggap remeh tentang hadirnya suatu kenyataan. Ketika kita sadar akan kekerasan. Ketika sadar akan hadirnya ketidaknyamanan. Sekali lagi, semuanya jangan sampai dilupakan. Karena cinta ada untuk kebahagiaan. *** Dua hari setelah peluncurannya, aku menonton film posesif di bioskop karena tertarik akan trailernya. Baru sekarang aku bis...

Dicintai dengan Sederhana

Hari ini aku mengajak seorang teman lamaku untuk challenge tulisan lagi. Namanya Juang. Sama seperti yang lalu, masing-masing dari kami memberikan tiga kata yang tediri dari kata benda, kata kerja, dan kata sifat. Aku memberikan " foto, mengadopsi, dan ganas" . Sedangkan dia memberiku " es krim, menikam, dan lembut" . Dan beginilah hasilnya: DICINTAI DENGAN SEDERHANA Pernahkah kalian dicintai secara sederhana? Ketika dia membelikan es krim dan dinikmati bersama-sama di ujung sawah sambil menunggu datangnya senja tiba. Pernahkah kalian dicintai secara sederhana? Ketika dia menyapa lembut dan melihat matamu dengan mesra. Pernahkah kalian dicintai secara sederhana? Ketika dia memberikan jaketnya untuk kau kenakan saat hujan tiba dan harus menahan dingin yang menyentuh kulitnya. Pernahkah kalian dicintai secara sederhana? Ketika dia memberikan kulit ayam goreng kesukaannya secara sukarela. Baru kali ini aku merasa dicintai oleh seseorang de...

Lebih dari Sekedar Patah Hati

Apakah kau tahu apa yang lebih sakit dari patah hati? Ketika kau tak tahu dengan apa yang terjadi pada dirimu. Ketika orangtuamu merasa sakit akibat ulahmu. Ketika kau berusaha merubah diri tapi tak bisa. Terasa seperti ada yang mencegah. Apakah kau tahu apa yang lebih sakit dari patah hati? Ketika kau harus berteriak tapi tak tahu mengapa. Ketika kau harus marah tapi tak tahu mengapa. Ketika kau harus menahan pahitnya kesunyian. Ketika kau harus melawan akan hadirnya sebuah harapan. Ini bukan hanya sekedar patah hati. Ini lebih dari patah hati.

Ulah Seekor Tikus

Pagi ini rumahku digegerkan oleh seekor tikus. Awal ceritanya ketika ibu dan aku sedang memasak di dapur untuk menyiapkan makan siang. Saat itu aku sedang mencuci ikan dan membersihkan udang yang akan di goreng dan ibu sedang mengiris beberapa bawang untuk ditambah di masakannya. *** “Mbak, kamu ada nyium bau amis nggak?” Ibu bertanya kepadaku sambil tangannya tetap lincah memainkan pisau dapur berwarna biru kesayangannya. Aku mengendus mencari asal bau yang dimaksud oleh ibu, “nggak ada bu.” “Mungkin bau ikan dan udangnya kali ya mbak?” “Iya bu.” Kami melanjutkan memasak tanpa curiga sedikitpun. Tak beberapa lama, kami mendengar bunyi khas binatang itu. Ciiitttt....... Ciiiitttt....... Ciiiiiiiiiitttttttt........................ Aku dan ibu saling memandang, tersadar oleh kelakuan si tikus. Binatang itu mulai mengulah, dia memberikan kode kepada aku dan Ibu agar ia segera ditemukan. Tak hanya mengirimkan sinyal bau, sekarang sinyal suara dia kerahkan. Lantas i...

Balada Asam Lambung

“Dindaaaaa..... Dindaaaa.....” Ibu berteriak memanggilku. Kebetulan aku sedang di kamar saat itu. “Iya bu, sebentar.” Jawabku. Aku keluar kamar, aku cari sosok yang memanggilku tadi. Aku cari beliau kemana-mana hingga kutemukan sosoknya di ruang keluarga. Sesampainya di ruang keluarga, tak hanya Ibu, ternyata Bapak dan dua Adikku juga ada disana. Mereka sedang asyik melahap mi bakso sambil menonton mak lampir kesukaan Bapak. Aku tahu itu bakso pak kumis kesukaan keluarga kami dari aromanya saja. Ah, aku suka sekali dengan baksonya. Bakso kesukaanku. “Ayo makan, kenapa kamu bengong begitu.” Ibu membuyarkan lamunanku. “Yah, ibu gimana sih, Dinda belum bisa makan beginian. Dokter gak ngasih dinda makan begini selama seminggu.” *** Oh ya, aku sedang sakit. Asam lambungku sedang tidak normal sehingga dokter tidak memperbolehkanku untuk memakan makanan sejenis bakso, makanan pedas, pahit, dan asam sehingga aku harus makan bubur dan makanan yang tidak ada ...