Skip to main content

Posts

Showing posts from 2019

Tentang Dia : Tak Ada Lagi Kita

             Jarum jam sudah menunjukkan pukul dua, namun tampaknya wanita itu masih saja belum bisa merebahkan diri di atas ranjangnya. Masih sama seperti empat jam yang lalu, di hadapannya terdapat sebuah layar yang cahayanya cukup menusuk mata untuk orang yang tidak terbiasa melihatnya. Terlihat sebuah kursor yang kedap-kedip sedari tadi, dan wanita itu hanya meliriknya tanpa menyentuhnya sedikitpun. Entah apa yang di pikirkannya sejak tadi. Keheninganlah yang menghiasi seluruh kamarnya malam ini. Hanya bunyi deru mesin komputer yang beradu dengan detak jarum sebuah jam yang berada tepat di sebelah layar yang menyala itu. Wanita itu menghela nafas. Diraihnya telepon genggam di sebelah komputernya. Dilihatnya notifikasi. Kemudian diletakkannya kembali. Wanita itu menghela nafas kembali, teringat akan kejadian tempo lalu. *** Dua minggu yang lalu. Angin berhembus sangat dingin malam ini, terlihat dari...

Fatamorgana

Sunday night after a rainy day I delete all your pictures I walked away from you Nights are the hardest But I'll be okay If we are meant to be Yeah we'll find our way But now let it be Cause you know what they say If you love somebody Gotta set them free I love you but I'm letting go I love you but I'm letting go *** “Kemarin aku liat kamu jalan sama dia.” “Maaf.” “Kenapa minta maaf? Kamu ga salah, aku juga. Keadaan yang salah.” “Tapi tetap aja aku ngerasa engga enak sama kamu.” “Engga. Aku gapapa.” Aku diam. Kau juga. Namun tak berapa lama kau kembali angkat bicara, melepas keheningan di antara kita berdua. “Benar kata Pamungkas, I love you but i’m letting go. ” Aku masih diam, tapi kali ini mataku yang berbicara seolah sudah tak kuat lagi untuk menahan segalanya. Akhirnya pertahananku tumpah, aku menangis. Kau memelukku. “it’s okay.” katamu. Berusaha ...

Hitam dan Putih

Malam itu kau dan aku sedang berada di balkon rumahmu, di tempat favorit kita.  Aku sandarkan kepalaku di bahumu dan seperti biasa, kau langsung mengusapnya dengan lembut. Aku melihat bintang, memperhatikan bagaimana seharusnya semesta bekerja begitu juga denganmu. Sama seperti malam biasanya, ketika aku dan kau merasa penat dengan dunia, dengan semua yang telah kita jalani, kau dan aku akan kabur kesini, ketempat ini untuk melupakan sejenak apa yang telah terjadi. Aku tak tahu kenapa bisa merasa nyaman dengan hal sederhana seperti ini, tapi tak masalah jika bersama denganmu. “Sayang.” Aku memanggilmu. “Iya?” “Kenapa?” kau bertanya kembali. Memastikan apakah aku baik-baik saja setelah diam usai memanggilmu saat itu. “Dari sekian banyak warna di dunia ini, warna apa yang akan kau berikan padaku?” “Hitam.” kau spontan menjawabnya. “Hitam?” aku tampak bingung. “Iya, hitam dan putih.” aku diam. masih bingung dengan jawabanmu. Aku m...