Skip to main content

Si Kaki Tajam

Nah, siapa yang phobia kecoa? Hayoo.... Sejujurnya sih, aku phobia sama kecoa juga. Hehe. Langsung aja ya? *dreeet*

Warnanya yang Gelap



Warna kecoa yang cenderung coklat kehitam-hitaman atau kekuning-kuningan, akan membuat siapa saja bakal jijik jika melihatnya. Kecuali, kalau emang orang tersebut enggak takut sama apapun ya. Tapi, dari observasi yang aku lakukan sih, kebanyakan orang takut dengan kecoa hanya dengan melihat warnanya yang gelap. Kalau ada kecoa yang berwarna pink atau biru sih, mungkin banyak jomblo akut yang mau jadiin kecoa sebagai pacar. *nahlo?*

Jalannya Cepat

Kecoa itu jalannya cepat banget! Aku sih nggak tahu ya kenapa bisa gitu. “Mungkin cheetah bisa kalah dibuatnya. Atau kijang?” “Ya, nggak mungkinlah Sin.” Orang yang emang pada dasarnya udah phobia sama kecoa, kalau jumpa kecoa pasti udah lari ketakutan atau menjerit histeris kayak lulus idola cilik. Kadang, kalau aku nyuci piring gitu, jumpa kecoa sih. Tapi ya gitu, padahal dia nggak ada ngejar, tapi kitanya aja yang kegeeran. Haha.

Makhluk Astral



Jangan heran kalau kecoa itu juga makhluk astral. Aku pernah kok ngalaminnya. Pasalnya, kalau udah jumpa kecoa, pandangan kita beralih sedikit aja, pasti dia hilang. Nanti, tiba-tiba udah dipojok. Nanti hilang. Nanti udah di bawah kaki. Nanti hilang lagi. Uhh. Udah kayak cewek yang PHPin cowok aja ya kan? Hilang timbul mulu!

Kakinya Tajam



Kalau ngomongin masalah kaki, kaki kecoa ini kayak shinso. “Lah? Kok shinso Sin?” “Aku pun nggak tau. Wkwk” Oke, lupakan itu!
Kaki kecoa yang tajam dipergunakannya untuk memanjat. Nggak tahu memanjat apa. Panjat pinang mungkin? Haha. Ya, enggaklah. Pasti manjat apapun yang dia maulah. Gitu ajapun nggak tau. Wkwk.

Punya Sayap


“Yaelah. Dia kan punya sayap. Ngapain di-phobia-in? Lebay banget sih!” “Sin, Sin. Mending sayapnya digunain untuk buat gue nge-fly ke langit ke tujuh. Ini, malah digunainnya terbang ke badan gue. Ya seremlah!” “Iya juga sih.”

Nah, intinya, kecoa itu punya sayap untuk terbang, kaki tajam untuk memanjat dan warna gelap untuk nakutin orang. Kecoa juga punya insting kayak binatang lainnya. Karena, dia punya antena dikepalanya. Oiya, jangan takut lagi deh sama kecoa. Cara bunuhnya gampang kok! Telentangin aja dia, pasti lama-kelamaan bakal mati. Ntar, kalau jumpa kecoa yang telentang alias badannya kebalik nggak kayak semestinya, jangan dibantuin, ntar dia bakal kabur. Okay? Oiya, bagi yang mau nambahin, tolong masukkan di kolom komentar ya J Thanks udah berkunjung! Love you!



Comments

  1. Katanya kecoa walaupun kena bom nuklir juga ga bakal mati...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya. kecoa itu paling susah matinya. Argh!

      Delete
  2. saya kadang suka risih sama kecoa jika udah diusir eh malah balik lagi dan terbang lagi -,-

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo aku sih, ada kecoa langsung kabur. nggak ada niat buat ngusir atau apa gitu. pokoknya, jijik banget deh. lihat kakinya sereeemmm ><

      Delete
  3. kecoa, bikin geli, udah gitu baunya khas banget... huh,

    ReplyDelete
    Replies
    1. apalagi kalau udh didalam lemarin, trus dia keluar, yaudeh, langsung bau deh lemarinya dibuat kecoa -_-

      Delete
  4. yah kalau dia gak ganggu kita, biarin aja deh. gak baik membunuh makhluk lain hanya karena ketakutan kita

    ReplyDelete
  5. ualah kecoa juga bisa jadi tulisan ya..
    hebat!!
    masi di man dila?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah bang. hehe
      Terimakasih atas pujiannya bang :)
      Alhamdulillah, masih bang. Udah kelas 3 sekarang. hehe :D

      Delete
  6. Assalamualaikum, jangan lupa juga mampir di renzisafiano.blogspot.com yaahahaha

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

[Cerbung] Semua Serba Salah

Malam ini tak seperti biasanya, Rina malas untuk belajar ataupun sekedar mengulang materi yang telah diajarkan di kampusnya. Hal ini membuat Rina untuk beralih mengerjakan sesuatu yang lain, sesuatu yang sangat disukainya selain melihat drama korea. Saat itu Rina sedang asyik dengan game puzzle di handphone nya, tak lama hpnya berbunyi menandakan ada telepon masuk. Dari Raka. Seperti biasa, setiap malam mereka bertelepon. Berbagi kisah tentang apa yang sudah mereka jalani, tentang atasan yang ribet, tentang teman-teman Rina yang bawel, tentang pekerjaan Raka, tentang kuliah Rina, bahkan tentang keluarga mereka. *** “Halo sayang... Lagi apa nih? Ngegame lagi ya?” Raka tahu betul apa yang disuka oleh wanitanya, bermain game salah satunya. “Iya dong, biar gue ga bosen nungguin lo. Lo gitu sih, ribet. Mandi lebih lama dari gue, milih baju lebih ribet dari gue, makan harus ada sambel. Woi cabe mahal woi!” “Hahaha, bisa diganti pake merica kok sayang.” “Pedes meric...

Dicintai dengan Sederhana

Hari ini aku mengajak seorang teman lamaku untuk challenge tulisan lagi. Namanya Juang. Sama seperti yang lalu, masing-masing dari kami memberikan tiga kata yang tediri dari kata benda, kata kerja, dan kata sifat. Aku memberikan " foto, mengadopsi, dan ganas" . Sedangkan dia memberiku " es krim, menikam, dan lembut" . Dan beginilah hasilnya: DICINTAI DENGAN SEDERHANA Pernahkah kalian dicintai secara sederhana? Ketika dia membelikan es krim dan dinikmati bersama-sama di ujung sawah sambil menunggu datangnya senja tiba. Pernahkah kalian dicintai secara sederhana? Ketika dia menyapa lembut dan melihat matamu dengan mesra. Pernahkah kalian dicintai secara sederhana? Ketika dia memberikan jaketnya untuk kau kenakan saat hujan tiba dan harus menahan dingin yang menyentuh kulitnya. Pernahkah kalian dicintai secara sederhana? Ketika dia memberikan kulit ayam goreng kesukaannya secara sukarela. Baru kali ini aku merasa dicintai oleh seseorang de...

Kesalahan yang Tak Ingin Aku Ulang

      Kalau mencintaimu adalah sebuah kesalahan, seharusnya kita tak perlu bertemu sejak awal. Kalau menyayangimu adalah sebuah keikhlasan, rasanya aku tak perlu membuang waktu untuk menimbun harapan lebih dalam.                Aku tak pernah menyangka kita akan menjadi asing walau pada akhirnya semua pertemuan selalu saja mempunyai akhir. Aku terlalu tinggi meletakkan ekspektasiku terhadapmu sehingga aku selalu terlena atas sikapmu. Terkadang aku masih memikirkannya, ‘Kenapa harus aku?’, padahal rasanya tak pernah aku mencintaimu dengan ragu. Rasanya tak pernah pula aku menyambutmu dengan senyum yang palsu. Tapi, kenapa? Kenapa harus aku?       Segala sesuatu pasti punya ciri khasnya, seperti 'Bogor' yang selalu lekat dengan kata 'hujan' dan menurutku, 'Kau' akan selalu lekat dengan 'keluguan'. Lucu sekali rasanya kalau aku harus mengingat keluguanmu. Keluguan palsu yang sukses kau buat untuk membodohi...