Skip to main content

Dicintai dengan Sederhana

Hari ini aku mengajak seorang teman lamaku untuk challenge tulisan lagi. Namanya Juang. Sama seperti yang lalu, masing-masing dari kami memberikan tiga kata yang tediri dari kata benda, kata kerja, dan kata sifat. Aku memberikan "foto, mengadopsi, dan ganas". Sedangkan dia memberiku "es krim, menikam, dan lembut". Dan beginilah hasilnya:

DICINTAI DENGAN SEDERHANA




Pernahkah kalian dicintai secara sederhana?
Ketika dia membelikan es krim dan dinikmati bersama-sama di ujung sawah sambil menunggu datangnya senja tiba.
Pernahkah kalian dicintai secara sederhana?
Ketika dia menyapa lembut dan melihat matamu dengan mesra.
Pernahkah kalian dicintai secara sederhana?
Ketika dia memberikan jaketnya untuk kau kenakan saat hujan tiba dan harus menahan dingin yang menyentuh kulitnya.
Pernahkah kalian dicintai secara sederhana?
Ketika dia memberikan kulit ayam goreng kesukaannya secara sukarela.

Baru kali ini aku merasa dicintai oleh seseorang dengan cara sederhana. Oleh seorang lelaki yang bisa diandalkan untuk membuatku bahagia. Seorang lelaki yang membuatku bangga akan hadirnya.
Dia bukanlah dari keluarga yang kaya raya, tapi aku suka akan gayanya membuatku bahagia. Dia hanya punya kendaraan beroda dua, tetapi bisa membuatku lepas tertawa bersama angin yang menyapa.
Menikmati mie ayam khas pedagang kaki lima atau dengan kacang rebus dan air mineral saja sudah bisa buat bahagia. Bukan tak bisa berfoya-foya, lebih memilih untuk sederhana adalah tujuannya. Masih banyak kebutuhan yang harus terlaksana. Ada tabungan yang harus dijaga.
Tak jarang orang lain mencemooh kami berdua. Mereka menikam dengan kata-kata. Tentang apa yang mereka lihat tanpa memikirkan apa yang telah kami rasa. Ini bukan kisah tentang mereka, ini kisah tentang kami berdua.
Untuk kamu, terimakasih telah mencintaiku dengan sederhana.

Comments

  1. Berbahagialah yang telah dicintai secara sederhana.
    Sebab selalu ada ketulusan dalam kesederhanaan.
    Cinta sejati penuh dengan ketulusan.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

[Cerbung] Semua Serba Salah

Malam ini tak seperti biasanya, Rina malas untuk belajar ataupun sekedar mengulang materi yang telah diajarkan di kampusnya. Hal ini membuat Rina untuk beralih mengerjakan sesuatu yang lain, sesuatu yang sangat disukainya selain melihat drama korea. Saat itu Rina sedang asyik dengan game puzzle di handphone nya, tak lama hpnya berbunyi menandakan ada telepon masuk. Dari Raka. Seperti biasa, setiap malam mereka bertelepon. Berbagi kisah tentang apa yang sudah mereka jalani, tentang atasan yang ribet, tentang teman-teman Rina yang bawel, tentang pekerjaan Raka, tentang kuliah Rina, bahkan tentang keluarga mereka. *** “Halo sayang... Lagi apa nih? Ngegame lagi ya?” Raka tahu betul apa yang disuka oleh wanitanya, bermain game salah satunya. “Iya dong, biar gue ga bosen nungguin lo. Lo gitu sih, ribet. Mandi lebih lama dari gue, milih baju lebih ribet dari gue, makan harus ada sambel. Woi cabe mahal woi!” “Hahaha, bisa diganti pake merica kok sayang.” “Pedes meric...

Kisah Dibalik Langit Merah

Bisakah kau hidup tanpa teduhnya wanita, yang di setiap sujudnya terbisik namamu. Dia cerminan sisi terbaikmu, lindungi hatinya. Sekalipun di dalam amarah. *** Tak terasa sudah dua jam lebih aku duduk berdua dengan  wanita ini. Seorang wanita kuat yang ku kenal sebelumnya. Tak tahu kapan terakhir kali ia menyesap kopinya, hingga kembali ia berkutat dengan buku dan penanya. Kulihat ada nama lelaki itu disana. Ia menuliskannya. Ingin rasanya aku bertanya dan memastikan keadaannya baik-baik saja. Tetapi bukankah itu sebuah tindakan bodoh yang akan membuat keruh suasana? Bukankah aku sudah tahu jawabannya bahwa ia tidak baik-baik saja? Dasar lelaki bodoh. "Ra..." aku memanggilnya. Ia melihatku. Sejurus kemudian ia melihat ke arah jendela, mencoba untuk mengabaikan keberadaanku. Langit semakin memerah di luar sana. Begitulah yang kurasakan ketika ia melihat keluar jendela. Tetapi sang langit tak kunjung menunjukkan pengaruh besar kepadanya. Pun bag...