Hari ini, dengan memakai balutan kemeja berwarna biru dongker, aku duduk di antara orang-orang yang sakit jiwa. Ya, sakit jiwa. Sama sepertiku. Mereka duduk sambil memainkan layar kecilnya yang aku tak tahu sejak kapan mereka memainkannya. Akupun begitu. Sambil menunggu, aku menyicil satu dua buah paragraf untuk tugas di laptopku.
Suara hujan bergemuruh melawan genting dan atap tempat kami berteduh. Malam ini hujan turun sejadi-jadinya seolah membawa pengharapan dan doa untuk kami gapai satu per satu ke langit itu.
Angka demi angka dipajang di dinding, menandakan sudah berjalannya antrian di klinik ini.
Aku disini bersama perempuan itu lagi. Perempuan yang beberapa hari silam mengetuk pintu kayuku. Beliau menemaniku bersama jemarinya yang lihai mengganti topik di layar hp ke atas dan ke bawah. Tak sama sepertiku, dia memakai sweater cokelat muda dengan jilbab bercorak bunga-bunga menutupi mahkotanya. Si Cantik.
Hari ini aku senang.
Aku senang karena hujan turun.
Hari ini aku senang.
Karena hujan akan membawa doaku jauh ke atas langit.
Hari ini aku senang.
Karena menghabiskan waktu bersama perempuan itu.
Hanya sepatah dua patah kata yang kami bicarakan, tapi itu semua sudah membuatku hangat.
Hujan di luar sana tak akan aku hiraukan dingin yang dibawanya.
Karena aku punya perempuan ini untuk menghangatkan.
No comments:
Post a Comment