Saturday 4 November 2017

Ulah Seekor Tikus



Pagi ini rumahku digegerkan oleh seekor tikus. Awal ceritanya ketika ibu dan aku sedang memasak di dapur untuk menyiapkan makan siang. Saat itu aku sedang mencuci ikan dan membersihkan udang yang akan di goreng dan ibu sedang mengiris beberapa bawang untuk ditambah di masakannya.
***
“Mbak, kamu ada nyium bau amis nggak?” Ibu bertanya kepadaku sambil tangannya tetap lincah memainkan pisau dapur berwarna biru kesayangannya.
Aku mengendus mencari asal bau yang dimaksud oleh ibu, “nggak ada bu.”
“Mungkin bau ikan dan udangnya kali ya mbak?”
“Iya bu.”
Kami melanjutkan memasak tanpa curiga sedikitpun. Tak beberapa lama, kami mendengar bunyi khas binatang itu.
Ciiitttt....... Ciiiitttt.......
Ciiiiiiiiiitttttttt........................
Aku dan ibu saling memandang, tersadar oleh kelakuan si tikus.
Binatang itu mulai mengulah, dia memberikan kode kepada aku dan Ibu agar ia segera ditemukan. Tak hanya mengirimkan sinyal bau, sekarang sinyal suara dia kerahkan. Lantas ibu langsung berteriak memanggil bapak yang sedang menikmati teh panasnya di beranda depan dengan pamanku sedangkan aku dengan sigap menutup semua akses masuk agar dia tak lolos dan segera terkepung.
Bapak datang dengan pamanku. Tidak dengan tangan kosong, paman membawa gagang sapu dan bapak membawa pukulan baseball sebagai senjata untuk melawan tikus. Ibu langsung beranjak meninggalkan dapur sedangkan aku sibuk membereskan perkakas ibu yang masih tergeletak rapi di lantai. Ya, begitulah ibu, beliau lebih suka untuk bekerja diatas lantai ketimbang diatas meja. ‘Lesehan lebih enak’ katanya.
Bapak dan paman  menggeser beberapa lemari, kulkas juga tak luput dari incaran mereka. Tak butuh waktu lama untuk mencarinya, tikus itu langsung ditemukan. Benar saja, dia ketahuan bersembunyi dibalik kulkas. Langsung paman menyogok bawah kulkas dengan gagang sapu yang dipegangnya, tikus berhasil keluar dan bapak sigap memukul tikus dengan tongkat baseball-nya. Tikus berhasil dilumpuhkan!
Aku hanya menyaksikan serangkaian kejadian yang terjadi di dapur. Begitulah aku, suka dengan peristiwa berdarah, tak heran jika aku menggemari film jigsaw dan teman-temannya.
“Mbak, udah nih. Bereskan ya, yang bersih biar gak bau” Pinta bapak kepadaku.
Ah, tikus! Berkatnya aku mendapat tambahan pekerjaan. Sekarang aku harus membereskan dapur tempat dia bersembunyi, menyapu sampah tulang kering yang telah dibawanya, mengepel dapur, dan membilas semua piring, gelas, sendok dan teman-temannya kembali.
Minggu pagiku kali ini ribet sekali berkat kedatangan tamu yang tak di undang itu.
Bagaimana dengan minggu pagi kalian?
Share:

0 komentar:

Post a Comment